Smart City: Paradigma Pembangunan Kota Berbasis IT
Bila beberapa dekade yang lalu, pada awal abad ke-20 kita mendengar konsep “The Garden City of Tomorrow” atau Kota Taman di Masa Depan, yang digagas oleh seorang berkebangsaan Inggris yaitu Ebenezer Howard, sebagai paradigma baru pembangunan kota dengan memperhatikan penataan taman (lingkungan hijau) di tengah-tengah dan sekeliling kota. Kini, pada awal abad ke-21 pembangunan kota tengah bergeser ke arah pembangunan kota yang berbasis teknologi informasi dengan konsep Smart City atau Kota Pintar. Beberapa kota di dunia telah dibangun dan diilhami oleh konsep Smart City ini seperti di Singapore (in2015), Uni Emirat Arab (Dubai Internet City), German (T-City), Amsterdam (Smart City), Korea (Songdo u-City), dan Jepang (Fujisawa).
Konsep Smart City sebenarnya telah didengungkan sejak lama, salah satunya dioleh CEO IBM Samuel Palmisano, yang berbicara tentang “Smart Planet: the agenda of the Next-generation Leaders”. Menurut CEO IBM ini, Smart City difokuskan pada implementasi teknologi informasi generasi mendatang (Next Generation Network) dengan adanya sensor internet di kehidupan sehari-hari seperti di rumah sakit, jaringan listrik, kereta api, jembatan, terowongan, jalan, bangunan, sistem pengairan, bendungan, minyak, pipa gas dan obyek lainnya di hampir seluruh sudut kota yang terhubung dengan internet. Dalam konsep Smart City, obyek-obyek kota diintegrasikan melalui komputer super (super computer) dan komputasi awan (cloud computing) sehingga manusia dapat mengelola kehidupannya lebih dinamis, dan pintar.
Smart Town Fujisawa, Japan
Fujisawa adalah adalah sebuah kota kecil yang berlokasi 37 mil dari Tokyo dan berpenduduk 400.000 jiwa. Kota ini rencananya akan dibangun menjadi sebuah Smart Town yang berlokasi di pemukiman bekas karyawan pendiri Panasonic. Pembangunan kota ini melibatkan 7 konsorsium perusahaan Jepang yang terdiri dari Panasonic, Mitsui, Mitsui Fudosan Co., Nihon Sekkei, ORIX Corp., Sumitomo Trust & Banking Co., dan Tokyo Gas. Pada tahap awal Kota ini, telah dibuka pada bulan Maret 2014 untuk 1000 jiwa dan direncanakan rampung secara keseluruhan pada tahun 2018. Kota pintar atau Smart City merupakan kota digital yang komprehensif dan memiliki manajemen visual serta pengukuran yang pintar. Ide Smart City adalah adanya sensor disetiap obyek kota dan setiap obyek memiliki IP address yang terhubung ke internet melalui komputer super dan cloud computing. Berikut ini adalah beberapa aspek pembangunan kota pintar Fujisawa, sebagai berikut:
1. Pembangunan kota wireless, kota pintar memberikan kemudahan akses internet untuk setiap orang yang dibangun melalui jaringan kabel fiber optik, Wi-Fi, dan WiMAX. Akses internet dapat mudah diakses untuk browsing, streaming, video conferencing, video surveillance, respon emergensi dan telekomunikasi emergensi.
2. Pembangunan rumah pintar, kota pintar memiliki bangunan-bangunan rumah yang telah terintegrasi dengan berbagai perangkat sensor seperti image sensor, sensor inmotion, sensor infra merah, GPS, RFID, laser scanner dan sensor lainnya yang terhubung ke internet. Energi yang digunakan oleh rumah-rumah pintar sebagian besar diperoleh dari energi matahari melalui sel photovoltaic.
3. Pembangunan transportasi pintar, kota-kota pintar memilik sistem transportasi dan lalu lintas dapat dimonitor dan dikelola secara real-time dan terhubung ke internet. Alat-alat transportasi kota-kota pintar juga telah menggunakan sistem transportasi ramah lingkungan seperti mobil-mobil listrik dan sepeda listrik. Setiap rumah memiliki kemampuan untuk melakukan pengisian catu daya batterai kendaraan-kendaraan listrik.
4. Manajemen dan layanan publik yang pintar, kota pintar memiliki layanan pemerintahan yang one-stop service dimana layanan tersebut terkumpul pada sebuah pusat layanan real-time yang terhubung ke Cloud Computing. Masyarakat secara aktif dapat berperan serta untuk ikut memberikan sumbangsih saran dan informasi untuk kemajuan kota dengan cara mengakses dan mengupload layanan informasi secara real time yang terkoneksi melalui internet, cloud computing, Near Field Communication (NFC), dan koneksi lainnya.
5. Pembangunan layanan kesehatan pintar, kota-kota pintar telah memiliki layanan kesehatan yang terhubung ke smartphone-smartphone yang digunakan penduduk. Setiap orang dapat mengecek kondisi kesehatan secara real time melalui aplikasi ponsel yang digunakannya seperti melalui Aplikasi android, IOS, blackberry, dan aplikasi lainnya. Masyarakat mendapatkan layanan medis seperti informasi kesehatan, informasi obat/resep, informasi layanan tenaga medis secara real time yang terhubung ke internet.
Indonesian City, Towards a Smart World Class City
Lambat namun pasti, beberapa kota di Indonesia mulai menapaki kemungkinan dikembangkannya kota mereka menjadi smart city di Indonesia, diantaranya adalah DKI Jakarta dan Bandung. Menurut Wikan Danar, Ph.D dalam “Towards a Smart World Class City , Case: Building Bandung ICT Master Plan”, pada International Conference 2013 ICT for Smart Society (ICISS), Komponen utama pembangunan ICT Master Plan di Kota Bandung terdiri dari (1) Pembangunan infrastruktur ICT, (2) Pembangunan e-Government, (3) Pembangunan e-Education, (4) Pembangunan ICT industry dan elemen pendukungnya.
Langkah menuju smart city bagi kota-kota di Indonesia memang tidaklah mudah dengan berbagai permasalahan yang begitu kompleks mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dll. Namun, menurut Prof. Suhono, guru besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) – ITB, agar tak jauh ketinggalan dari negara lain, Indonesia harus segera mulai mengadopsi konsep smart city. Bahkan, Prof. Suhono menilai jika tak dimulai sekarang Indonesia bisa tertinggal 10 tahun dari Singapura. Beliau memaparkan penerapan smart city di Indonesia memerlukan waktu setidaknya 5-6 tahun. Agar penerapan smart city bisa berlangsung secara tepat seluruh aspek masyarakat, pemerintah dan bisnis harus bekerjasama.
Konsep Smart City sebenarnya telah didengungkan sejak lama, salah satunya dioleh CEO IBM Samuel Palmisano, yang berbicara tentang “Smart Planet: the agenda of the Next-generation Leaders”. Menurut CEO IBM ini, Smart City difokuskan pada implementasi teknologi informasi generasi mendatang (Next Generation Network) dengan adanya sensor internet di kehidupan sehari-hari seperti di rumah sakit, jaringan listrik, kereta api, jembatan, terowongan, jalan, bangunan, sistem pengairan, bendungan, minyak, pipa gas dan obyek lainnya di hampir seluruh sudut kota yang terhubung dengan internet. Dalam konsep Smart City, obyek-obyek kota diintegrasikan melalui komputer super (super computer) dan komputasi awan (cloud computing) sehingga manusia dapat mengelola kehidupannya lebih dinamis, dan pintar.
Smart Town Fujisawa, Japan
Fujisawa adalah adalah sebuah kota kecil yang berlokasi 37 mil dari Tokyo dan berpenduduk 400.000 jiwa. Kota ini rencananya akan dibangun menjadi sebuah Smart Town yang berlokasi di pemukiman bekas karyawan pendiri Panasonic. Pembangunan kota ini melibatkan 7 konsorsium perusahaan Jepang yang terdiri dari Panasonic, Mitsui, Mitsui Fudosan Co., Nihon Sekkei, ORIX Corp., Sumitomo Trust & Banking Co., dan Tokyo Gas. Pada tahap awal Kota ini, telah dibuka pada bulan Maret 2014 untuk 1000 jiwa dan direncanakan rampung secara keseluruhan pada tahun 2018. Kota pintar atau Smart City merupakan kota digital yang komprehensif dan memiliki manajemen visual serta pengukuran yang pintar. Ide Smart City adalah adanya sensor disetiap obyek kota dan setiap obyek memiliki IP address yang terhubung ke internet melalui komputer super dan cloud computing. Berikut ini adalah beberapa aspek pembangunan kota pintar Fujisawa, sebagai berikut:
1. Pembangunan kota wireless, kota pintar memberikan kemudahan akses internet untuk setiap orang yang dibangun melalui jaringan kabel fiber optik, Wi-Fi, dan WiMAX. Akses internet dapat mudah diakses untuk browsing, streaming, video conferencing, video surveillance, respon emergensi dan telekomunikasi emergensi.
2. Pembangunan rumah pintar, kota pintar memiliki bangunan-bangunan rumah yang telah terintegrasi dengan berbagai perangkat sensor seperti image sensor, sensor inmotion, sensor infra merah, GPS, RFID, laser scanner dan sensor lainnya yang terhubung ke internet. Energi yang digunakan oleh rumah-rumah pintar sebagian besar diperoleh dari energi matahari melalui sel photovoltaic.
3. Pembangunan transportasi pintar, kota-kota pintar memilik sistem transportasi dan lalu lintas dapat dimonitor dan dikelola secara real-time dan terhubung ke internet. Alat-alat transportasi kota-kota pintar juga telah menggunakan sistem transportasi ramah lingkungan seperti mobil-mobil listrik dan sepeda listrik. Setiap rumah memiliki kemampuan untuk melakukan pengisian catu daya batterai kendaraan-kendaraan listrik.
4. Manajemen dan layanan publik yang pintar, kota pintar memiliki layanan pemerintahan yang one-stop service dimana layanan tersebut terkumpul pada sebuah pusat layanan real-time yang terhubung ke Cloud Computing. Masyarakat secara aktif dapat berperan serta untuk ikut memberikan sumbangsih saran dan informasi untuk kemajuan kota dengan cara mengakses dan mengupload layanan informasi secara real time yang terkoneksi melalui internet, cloud computing, Near Field Communication (NFC), dan koneksi lainnya.
5. Pembangunan layanan kesehatan pintar, kota-kota pintar telah memiliki layanan kesehatan yang terhubung ke smartphone-smartphone yang digunakan penduduk. Setiap orang dapat mengecek kondisi kesehatan secara real time melalui aplikasi ponsel yang digunakannya seperti melalui Aplikasi android, IOS, blackberry, dan aplikasi lainnya. Masyarakat mendapatkan layanan medis seperti informasi kesehatan, informasi obat/resep, informasi layanan tenaga medis secara real time yang terhubung ke internet.
Indonesian City, Towards a Smart World Class City
Lambat namun pasti, beberapa kota di Indonesia mulai menapaki kemungkinan dikembangkannya kota mereka menjadi smart city di Indonesia, diantaranya adalah DKI Jakarta dan Bandung. Menurut Wikan Danar, Ph.D dalam “Towards a Smart World Class City , Case: Building Bandung ICT Master Plan”, pada International Conference 2013 ICT for Smart Society (ICISS), Komponen utama pembangunan ICT Master Plan di Kota Bandung terdiri dari (1) Pembangunan infrastruktur ICT, (2) Pembangunan e-Government, (3) Pembangunan e-Education, (4) Pembangunan ICT industry dan elemen pendukungnya.
Langkah menuju smart city bagi kota-kota di Indonesia memang tidaklah mudah dengan berbagai permasalahan yang begitu kompleks mulai dari masalah pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dll. Namun, menurut Prof. Suhono, guru besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) – ITB, agar tak jauh ketinggalan dari negara lain, Indonesia harus segera mulai mengadopsi konsep smart city. Bahkan, Prof. Suhono menilai jika tak dimulai sekarang Indonesia bisa tertinggal 10 tahun dari Singapura. Beliau memaparkan penerapan smart city di Indonesia memerlukan waktu setidaknya 5-6 tahun. Agar penerapan smart city bisa berlangsung secara tepat seluruh aspek masyarakat, pemerintah dan bisnis harus bekerjasama.
Komentar
Posting Komentar