Pencarian

Custom Search

Kanal dalam Wireless local-area network WLAN

Pertama kali jaringan nirkabel diperkenalkan ke publik, teknologi yang digunakan hanya memungkinkan jangkauan sinyal yang terbatas. Setelah berkembang, teknologi nirkabel memiliki spesifikasi jangkauan yang lebih luas. Ada beberapa kelas jaringan nirkabel saat ini, yaitu: 1) Wireless personal-area network (WPAN), 2) Wireless local-area network (WLAN), 3) Wireless metropolitan-area network (WMAN), dan 4) Wireless wide-area network (WWAN).


Wireless local-area network (WLAN) adalah teknologi jaringan nirkabel jarak dekat dalam standar frekuensi radio IEEE 802.11 Radio frequency (RF) yang umum digunakan dalam WLAN adalah band Industrial, Scientific, Medical (ISM) yang beroperasi pada 900 Mhz, 2,4 GHz, dan 5 GHz dan termasuk dalam unlicensed radio bands.

Pada frekuensi 2,4 GHz, spektrum RF yang digunakan antara 2,4000-2,4835 GHz. Pita frekuensi ini dibagi menjadi 14 kanal, setiap kanal berjarak 22 MHz dengan pusat kanal sekitar 5 MHz [1]. Pembagian kanal, pita frekuensi dan pusatnya pada frekuensi 2,4 GHz dapat dilihat pada gambar 1.

Dalam frekuensi radio 5 GHz, spektrum RF nya adalah 5,170-5,835 GHz. Pita frekuensi ini dibagi menjadi 24 kanal, tiap kanal memiliki lebar 20 MHz dan pusat kanal 20 MHz. Hampir semua negara menggunakan kanal dengan lebar 20 MHz pada frekuensi ini [1].

Berdasarkan  pola pengelolaan, Wireless LAN (WLAN) dapat dibagi menjadi: 1) pengelolaan terpusat dan 2) pengelolaan tidak terkoordinasi [2].  Pengelolaan terpusat yaitu menempatkan access point (AP) pada pusat dan mengatur jarak antar AP. Pengelolaan terpusat sering dilakukan pada wilayah kampus, perkantoran dan bandar udara untuk memperoleh sinyal yang maksimal dan mengurangi inferensi akibat tumpang tindihnya penggunaan kanal.  Pengelolaan tidak terkoordinasi adalah penempatan AP tanpa pengaturan lokasi dan jarak antar AP.  Pengelolaan tidak terkoordinasi biasa terdapat di lingkungan perumahan dengan karakteristik umum sinyal AP yang saling tumpang tindih pada pita frekuensi sinyalnya.

Teknik lain yang bisa digunakan untuk pengelolaan WLAN adalah teknik pemberian kanal. Teknik ini dapat diterapkan pada pengelolaan WLAN terpusat maupun tidak terkoordinasi. Teknik ini sebenarnya adalah teknik penempatan AP berdasarkan frekuensi dan durasi waktu.  Setiap negara memberlakukan aturan dalam penggunaan kanal ini seperti Negara Eropa dan Australia memperbolehkan kanal 1 sampai 13 pada 802.11b/g, Amerika (Utara, Tengah dan Utara) memperbolehkan 11 kanal, dan Jepang memperbolehkan 14 kanal.

Pemberian kanal ini sebenarnya adalah upaya untuk memaksimalkan throughput, dan memperkecil interferensi. Interferensi adalah hal yang alami dan muncul dalam penggunaan medium radio. Apabila tidak dirancang dengan baik maka jaringan WLAN akan menyebabkan interferensi terhadap perangkat itu sendiri (inward interference) atau WLAN yang lain (outward interference) [3].

Interferensi berpengaruh pada performansi jaringan WLAN. Beberapa bentuk interferensi adalah tidak terkendalinya radius suatu AP karena penggunaan Equivalent Isotropical Radiated Power (EIRP) yang melebihi standar. Selain itu, penggunaan kanal yang tidak teratur tanpa memperhatikan kanal-kanal yang overlap merupakan penyebab utama terjadinya interferensi [3].

Sumber:

[1] Angelescu, Silviu., “ CCNA Certification All-In-One for Dummies”, Wiley Publishing, Inc., Indianapolis, Indiana, Canada, 2010.

[1] A.Mishra and V. Shrivastava, D. Agrawal, S. Banerjee, and S. Ganguly, “Distributed Channel Management in Uncoordinated Wireless Environments,” in Proc. International Conference on Mobile Computing and Networking, pp. 170–181, 2006.

[2] A. Virgono, B. Sumadjudin, A. Rosy, P. Hutomo, “Analisa Pengaruh Besar Area Hotspot dan Interferensi pada WLAN IEEE 802.11b”, Jurnal Penelitian dan Pengembangan TELEKOMUNIKASI, Vol.14, no.1, Juni 2009.

Komentar

Postingan Populer